Skip to content

Krisna Prasetyo

Malam-malam iseng-iseng liat blog saya yang dulu. Buka-buka artikel lama, tiba-tiba nemu sesuatu, yang sepertinya sedang hangat-hangatnya jika dibicarakan sekarang. Semua tentu berkaitan dengan semakin semrawutnya kondisi pemerintahan Negara kita. Lalu apa sebabnya pemerintahan negeri kita seperti gak ada beres-beresnya? Analisa saya mungkin karena masalah yang melanda negeri kita ini sudah sedemikian rumitnya sehingga butuh waktu yang gak sedikit untuk memperbaikinya. Tapi karena saat ini saya sedang membaca artikel saya di blog terdahulu, lansung saja saya hubungkan, siapa tahu inilah biang masalah yang ga pernah usai di negeri ini. Apa itu? Artikel saya di blog terdahulu berjudul Sifat-Sifat Manusia Indonesia. Disadur dari sebuah buku berjudul “Manusia Indonesia Sebuah Pertanggungjawaban” yang ditulis oleh Mochtar Lubis pada sekitar tahun 70an. Tapi saya rasa masih sangat relevan dengan kondisi terkini bangsa ini. Dalam buku itu dijelaskan beberapa sifat-sifat manusia Indonesia. Yang mencengangkan, sifat yang positif hanya satu yaitu manusia Indonesia itu cenderung Artistik. Lalu apa lagi yang lain? Berikut sifat-sifat manusia Indonesia menurut Mochtar Lubis dalam bukunya “Manusia Indonesia Sebuah Pertanggungjawaban”:
1. Hipokritis alias Munafik
Inilah sifat utama manusia Indonesia. Suka berpura-pura. Mereka akan cenderung menutup-nutupi kejadian yang dinilainya akan membawa dampak buruk bagi mereka. Lain di muka lain di belakang. Sangat suka menyembunyikan apa yang sebenarnya dirasakan atau dipikirkannya.
2. Segan dan enggan bertanggungjawab atas perbuatannya, putusannya, kelakuannya, pikirannya dan sebagainya.
Kita mungkin kerap mendengar kalimat “Bukan saya”. Kalimat ini kerap muncul jika seseorang dihadapkan pada suatu masalah. Mereka cenderung akan mengelak dari tanggungjawabnya.
3. Berjiwa feudal
Revolusi kemerdekaan Indonesia sebenarnya bertujuan untuk membebaskan manusia Indonesia dari feodalisme. Namun pada kenyataannya praktek2 feodalisme masih bisa kita temukan sampai sekarang. Praktek2 ini dapat kita lihat dalam tata cara upacara resmi kenegaraan, dan masih banyak lagi lainnya.
4. Masih percaya takhayul
Mungkin masih segar dalam ingatan betapa saktinya sosok anak kecil bernama Ponari di Jombang Jawa Timur. Bagaimana bisa di jaman serba maju dan modern seperti ini kita masih percaya jika air dari seorang bocah SD bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Tak lain karena manusia Indonesia sampai detik ini masih percaya pada takhayul.
5. Artistik
Manusia Indonesia itu dekat dengan alam oleh karenanya dia hidup lebih banyak dengan naluri, dengan perasaannya yang kesemuanya dapat mengembangkan daya artistik dalam jiwanya yang kemudian dituangkan dalam segala rupa artistik yang tercipta atas dasar rasa dan karsa.
6. Watak yang lemah dan karakter yang kurang kuat
Manusia Indonesia kurang dapat mempertahankan atau memperjuangkan keyakinannya. Dia mudah, apalagi jika dipaksa, dan demi untuk ’survive’ bersedia mengubah keyakinannya.
7. Tidak hemat, karena dia bukan “economic animal”
Manusia Indonesia itu pandai mengeluarkan terlebih dahulu penghasilan yang belum diterimanya, atau yang akan diterimanya, atau yang tidak akan pernah diterimanya. Dia cenderung boros. Dia senang berpakaian bagus, memakai perhiasan, berpesta-pesta.
8. Lebih suka tidak bekerja keras, kecuali kalau terpaksa
Banyak manusia Indonesia yang ingin segera menjadi “miliuner seketika”, seperti orang bikin mie instant, atau dengan mudah mendapat gelar sarjana sampai memalsukan atau membeli gelar sarjana, supaya segera dapat pangkat, dan dari kedudukan berpangkat cepat bisa menjadi kaya.
9. Manusia Indonesia itu tukang menggerutu
Manusia Indonesia itu sangat suka menggerutu tetapi menggerutunya tidak berani secara terbuka, hanya jika dia dalam rumahnya, atau jika dia berada diantara kawan-kawannya yang sepaham atau sama perasaan dengan dia
10. Cepat cemburu dan dengki terhadap orang lain yang dilihatnya lebih dari dia.
Ungkapan rumput tetangga lebih hijau dari rumput halaman sendiri memang benar adanya. Manusia Indonesia cenderung tidak suka jika orang-orang sekitarnya mempunyai lebih daripada yang dia punya.
11. Manusia Indonesia juga dapat dikatakan manusia sok
Manusia Indonesia itu kalo udah berkuasa cenderung mabuk kekuasaaan dan gak mau turun-turun. Kalo kaya mereka akan mabuk harta dan akibatnya akan menjadi rakus. Digaji berapapun juga mereka akan merasa kurang dan kemudian melakukan korupsi.
12. Manusia Indonesia juga manusia tukang tiru
Masih ingat ketika demam boyband melanda? Semua berlomba-lomba bikin boyband. Sekarang karena sedang demam boyband korea semua juga berlomba-loma meng-korea-kan diri. Karena manusia Indonesia itu tukang tiru sehingga mereka cenderung tidak memiliki karakter khas.
Nah, itulah beberapa sifat-sifat manusia Indonesia yang dikemukakan mochtar Lubis dalam bukunya. Masih relevan kan dengan kondisi negera kita belakangan ini?? Nah mungkin saja ini penyebab selalu ada aja masalah yang melanda negeri ini karena memang sifat-sifat manusia Indonesia ya seperti yang dikemukakan diatas.

Lambang apa nih?? Tenang, “K” isn’t referring to Krizna :D. Kalo ngliat warna ijo khasnya dan bentuk huruf “K” nya, semua orang pasti uda bisa nebak ini adalah lambang Yahoo! Koprol. Yah, inilah jejaring sosial yang tergolong baru yang dibesut raksasa website Yahoo! Inc. Hari gini sapa sih yang ga kenal Koprol? Mungkin sebagian dari kita uda punya akun di situs yang beralamat di www.koprol.com ini. Sekilas Koprol seperti ga ada bedanya dengan jejaring sosial lainnya yang lebih dulu hadir di Indonesia. Fitur standard Update Status masih menjadi senjata utama jejaring sosial ini, meskipun terkesan lebih singkat dengan 140 karakternya dan tanpa dukungan dari pihak luar. Tapi ada yang membuat Koprol ini berbeda dengan jejaring sosial lainnya, kalau bisa saya bilang sebuah terobosan, yaitu adanya fitur Place. Sebuah fitur yang memungkinkan kita menambahkan tempat-tempat favorit untuk kemudian dijadikan petunjuk sedang dimana kita sekarang. Mungkin harapan dari Koprol sendiri adalah agar teman-teman kita tau, kita sedang dimana sih waktu update status ini dan memberikan gambaran, seberapa jauh sih teman kita ini. Selanjutnya tempat-tempat ini bisa kita share ke teman-teman dan mereka akan memberikan semacam rating yang menunjukkan rasa suka atau tidak suka terhadap tempat tersebut. Kita pun bisa menciptakan place-place baru, entah itu rumah kita, kamar kita, sekolah SD kita dulu atau apa saja, tentunya dengan melalui sebuah mekanisme yang saya sendiri ga tau mekanisme itu seperti apa :p..
Masih ada satu lagi yang menurut saya, lagi-lagi sebuah terobosan di dalam dunia per-jejaringsosial-an negeri ini. Adanya sebuah komunitas. Sejak saya bergabung di jejaring sosial ini, saya terkesan dengan eratnya rasa persaudaraan mereka. Hubungan mereka ternyata tidak hanya berjalan di dunia maya tapi juga merambah dunia nyata dengan melakukan serangkaian kegiatan kopdar. Hal ini menjadi sebuah fenomena tersendiri dan belum pernah ada user sebuah jejaring sosial dipertemukan dengan sesamanya dalam jumlah yang banyak. Bukan hanya kopdar, mereka juga kerap menggelar kegiatan sosial atau sekedar memberikan informasi tentang kegiatan sosial yang sedang atau yang akan dilaksanakan. Sebuah terobosan dan two thumbs up untuk itu.
Namun, jujur, saya sebenarnya tidak begitu suka bergabung dengan sebuah komunitas. Menurut saya sebuah komunitas hanya akan membatasi ruang gerak kita untuk bisa bergaul dengan banyak orang. Suka atau tidak, paham primordialisme atau kedaerahan, atau dalam hal ini kekomunitasan masih lekat dalam pikiran kita. Kita akan cenderung lebih mementingkan komunitas kita di atas segala-galanya. Kita akan cenderung lebih memperhatikan status teman-teman yang sekomunitas dengan kita. Mungkin inilah yang menjadi boomerang bagi saya. Karena saya tidak bergabung ke dalam sebuah komunitas, saya merasa seperti menjadi kaum minoritas dan merasa tersisih dari pergaulan koprol. Salah satu indikasinya tentu bisa dilihat dari Update Status saya. Misalnya, dalam sehari saya update status sebanyak 10 kali. Dari jumlah itu mungkin yang ada komentarnya hanya 20% nya saja, lainnya dibiarkan dingin dan garing kayak nasi kering. Dan dari 250 sekian teman saya, hanya orang-orang itu saja yang mendominasi 20% komentar di status saya. Atas dasar itulah kemudian timbul pikiran, apa akun saya ini invicible ya sampe ga bisa diliat user lain, atau emang pura-pura ga diliat kali yah. Tapi hal tersebut bukan sebuah masalah serius bagi saya. Saya ga terlalu mementingkan status saya dikomentari atau sekedar dibump. Bagi saya bisa menghadirkan kata-kata, yang mungkin ga penting, di Koprol adalah sebuah kebanggan. Diluar itu, saya bersedia menanggung segala konsekuensinya.:)
Tapi apapun itu, inilah jejaring sosial. Sebuah wadah tempat kita bersosialisasi dengan sesama. Dan kata sosial biasanya sangat erat kaitannya dengan perasaan saling menghormati dan saling menghargai.

Kamu suka menulis blog? Kalo iya, nih software wajib hukumnya di instal di komputer atau laptop kamu. Kenapa wajib? Karena kamu bisa mencurahkan segala uneg-uneg kamu ke dalam blog kamu dengan tanpa koneksi internet. Mungkin bagi pengguna internet yang nonstop, tanpa batas waktu, software ini serasa mubadzir karena mereka bisa menulis langsung di blognya setiap saat secara online. Tapi, bagi pengguna internet yang mempunyai masalah koneksi, entah itu karena lemot atau mungkin juga karena tidak bias online setiap saat, software ini amat sangat bermanfaat sekali. Bukan berlebihan tapi itulah faktanya. Saya menggunakan software ini dalam beberapa edisi posting saya di dua blog saya dan kemudahan yang ditawarkan bukan main-main. Pertama, tentu saja, nulis artikel blog tanpa koneksi internet. Kita bisa nulis apa saja di form yang disediakan yang kurang lebih mirip Microsoft Word. Atau bagi kamu-kamu yang udah mahir mengetik di Word, dengan segala kemudahannya, juga bias langsung mencopy tulisanmu dari Word langsung ke dalam form Windows Live Writer. Tentu, tulisanmu itu hasil karya sendiri dan bukan tulisan orang lain lho. Namun, bagaimana kalo kita ingin memposting sesuatu selain tulisan? Sangat mudah. Di Windows Live Writer disediakan beberapa opsi untuk menyisipkan bermacam-macam dokumen, contohnya hyperlink, gambar, album foto, table, peta, tag bahkan juga video.

Setelah semua tulisan dan dokumen-dokumen kamu udah siap, kamu pun bisa mereview atau pratinjau tulisan kamu dan tampilannya akan persis seperti apa yang akan ditampilkan di blogmu nanti saat tulisanmu tadi diterbitkan. Jika ternyata masih ada yang kurang pas kamu pun bisa mengeditnya kembali sampai benar-benar sesuai dengan keinginanmu. Kalo sudah, terbitkan deh, dan tulisanmu tadi akan langsung nampang di urutan teratas blogmu (masih baru soalnya). Atau kalo kamu pengen penerbitannya menunggu saat kamu bisa online, kamu bisa menyimpan dulu tulisanmu ke dalam draft. Oh ya, satu lagi, untuk penerbitannya disediakan opsi untuk menentukan jadwal penerbitan, bisa kamu tentuin tanggal berapa artikelmu tadi terbit di blogmu. Tapi inget, untuk menerbitkannya membutuhkan koneksi internet lho ya. Jadi disini yang bisa dilakukan saat offline hanya waktu menulis artikelnya saja. Lalu bagaimana jika tulisanmu kamu bagi-bagi ke dalam beberapa label atau kategori? Tenang saja, Windows Live Writer juga memiliki kemampuan untuk membaca label-label apa yang udah kamu hadirkan di blogmu sebelumnya untuk kemudian pilih, tulisanmu tadi akan kamu labelin apa. Pinter juga ya Windows Live Writer ini. Hahaha. Sebenarnya tidak juga sih, hal ini bisa terjadi karena waktu penginstalan kita diminta mengisikan data lengkap tentang blog kita. Terdiri dari alamat URL blog kamu, nama blog kamu dan email yang digunakan untuk akses masuk ke blog beserta passwordnya. Kalo semua persyaratan tadi uda dipenuhi maka dengan segera Windows Live Writer pun akan mendeteksi blogmu, termasuk mendeteksi juga label-label apa yang ada di blogmu. Pokoknya, hampir semua yang ada di blogmu tak akan luput dideteksi oleh Windows Live Writer. Oleh karena itu penginstalan harus dilakukan secara online. Pendek kata kalo kamu udah terbiasa nulis artikel di blog secara online, entah itu di Blogger, Wordpress atau blog yang lain, kamu tidak akan mengalami kesulitan menggunakan Windows Live Writer, karena memang sama persis cuma bisa dilakukan secara offline.
Proses penginstalannya juga sangat mudah. Setelah penginstalan udah dipersiapkan, nanti akan muncul kotak dialog yang menyediakan pilihan software apa saja yang akan diinstal, karena kita ingin menginstal Writer jadi centang yang Writer saja, yang lain di uncentang aja. Oh ya, karena software ini membutuhkan Microsoft NET Framework, maka sebelum penginstalan ada baiknya diinstal dulu Microsoft NET Framework-nya. Namun jika tidak ada Microsoft NET Framework proses penginstalan masih bisa berjalan tapi lama, karena masih harus mendownload dulu Microsoft NET Frameworknya. Setelah itu ikuti semua petunjuknya, isi data-data tentang blogmu secara lengkap dan benar. Jika sudah, selamat menikmati..:)
Bagaimana? Menarik bukan? Hobi nulis blogmu pun bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Tak peduli ada koneksi internet atau tidak, kalo ide udah ada di kepala hajar aja pake Windows Live Writer.
Tertarik? Langsung aja download disini atau disini untuk online installer, atau mau yang offline installer bisa download juga disini.

television Coba tanya, dari sekitar 230 juta manusia Indonesia, siapa yang tidak mengenal televisi?? Pasti hampir 100% menjawab tahu. Meskipun mungkin beberapa persen di antaranya tidak memiliki sendiri tapi bisa dipastikan mereka pun pernah menontonnya. Ya, televisi memang sudah menjadi kebutuhan primer dewasa ini. Dahulu televisi masih merupakan barang mewah bagi sebagian orang. Hanya orang-orang tertentu dengan tingkat ekonomi tinggi yang mampu mempunyai televisi. Tapi di jaman yang serba maju seperti sekarang ini, televisi bukan lagi barang mewah. Bisa dipastikan di hampir seluruh ruang keluarga di rumah-rumah masyarakat terdapat televisi.
Televisi sudah menjadi tontonan wajib bagi semua orang. Tidak hanya kaum tua, muda, anak-anak maupun balita. Dan acara yang ditayangkan di dalamnya, secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi gaya hidup penontonnya. Hal inilah yang mungkin tidak banyak disadari oleh sebagian masyarakat. Saya masih mengingat jelas bagaimana dulu saya begitu bangga menirukan gaya Ksatria Baja Hitam atau Power Rangers termasuk gaya berantemnya. Anak kecil, yang lugu memang mudah menirukan gaya-gaya tontonan favoritnya di televisi. Tentu tayangan yang memang ditujukan untuk anak-anak. Namun, bagaimana jika anak-anak ini mengkonsumsi tayangan dewasa? Tayangan dewasa disini bukan hanya tayangan yang bersifat “xxx” tetapi juga tayangan yang membutuhkan pemikiran dewasa. Nah, inilah yang terjadi sekarang. Kalau saya menonton televisi sekarang, sangat sulit ditemui acara khusus anak-anak, kecuali film kartun. Diluar film kartun, anak-anak sekarang dipaksa menonton acara yang harusnya ditonton mereka 10 tahun lagi. Sinetron salah satu contohnya. Apa yang ada di benak kita tentang sinetron? Pertama, pasti percintaan, persaingan, pukul-pukulan dan bahkan tidak jarang terlontar kata-kata kotor. Apakah anak umur 10 tahun sudah mengerti percintaan? Mungkin yang mereka lihat hanya sifat pemain-pemain sinetron di dalamnya, yang menurut saya sangat tidak masuk akal. Apalagi dengan semakin menjamurnya acara berkedok Reality Show yang menurut juga tidak terlalu real. Ada sebuah acara reality show di sebuah televisi swasta yang ditayangkan setiap malam, dimana di dalamnya hanya menampilkan kekerasan, kata-kata kasar, saling menghasut dan berbagai keburukan lainnya. Nah apa jadinya kalau acara ini ditonton anak-anak? Apalagi mereka mempraktekkannya di kehidupan nyata. Bisa dibayangkan bagaimana karakter mereka nantinya. Suka tidak suka, televisi ikut berperan dalam pembentukan karakter manusia.
Hal inilah yang sangat memprihatinkan. Bagi pelaku bisnis pertelevisian, hal ini tidak terlalu merisaukan mereka. Karena mereka hanya mementingkan rating dan materi semata tanpa memikirkan dampak apa yang akan terjadi lewat acara yang ditayangkannya. Mungkin hanya orang tualah yang harus bisa menjadi filter bagi anak-anaknya. Orang tua wajib menentukan acara-acara apa saja yang boleh dan yang tidak boleh ditonton anaknya. Dengan begitu diharapkan karakter anak-anak yang terbentuk nantinya benar-benar karakter manusia Indonesia yang santun, saling menghormati, tenggang rasa, yang belakangan semakin sulit ditemui di televisi.
Semua hal memang ada sisi positif dan negatifnya. Kita bisa mengambil yang positif dan harus membuang yang negatif.

Mungkin sebuah kalimat yang sangat pas untuk menggambarkan perasaanku tentang blog ini. Ya, setelah berkali kali ganti tampilan, saya merasakan inilah tampilan yang sangat pas untuk blog ini. Dengan semangat yang telah saya usung sejak awal pendirian blog ini, saya yakin blog saya ini akan diterima di masyarakat dunia maya.
Bukan hal mudah memang menentukan pilihan tampilan pada sebuah blog. Selain memilih tampilan yang sesuai untuk mengakomodasi gadget-gadget yang ingin kita tampilkan di blog, tampilan template juga harus ringan, tidak membutuhkan loading lama untuk menampilkan blog secara keseluruhan, dan yang paling penting adalah bagaimana blog kita bisa ditampilkan secara optimal di berbagai browser yang sekarang semakin beragam.
Begitu juga ketika saya memilih tampilan untuk blog ini. Sudah tak terhitung berapa kali blog ini operasi plastik untuk mengubah tampilannya. Apalagi untuk orang perfectionist seperti saya, ketidaksempurnaan pada sebuah hal yang kecil saja bisa mengurangi kepuasan saya terhadap suatu hal. Dan, setelah sekian kali saya mengganti tampilan blog ini, template yang sekarang saya rasa sudah mampu mengakomodasi apa saja yang ingin saya tambahkan dalam blog ini. Mungkin masih ada kekurangan di sana sini tapi saya rasa bukan hal yang mengganggu pikiran saya. Oleh karena itu, untuk beberapa waktu ke depan, wajah blog ini akan seperti yang anda lihat sekarang. Semoga bisa anda nikmati.. :)